Skip to main content

Budaya Berhijab

BAB I
PENDAHULUAN


                               I.            Terciptanya Trend Fashion Hijab

Banyak kaum Muslim, yang beragama Islam, memang tidak terbiasa dengan penampakan penutup aurat yang syar’i, yang benar menurut pandangan – pandangan menurut dalil – dalil Islam. Karena itu, sedikit sekali yang memperhatikan masalah menutup aurat ini.
Ada yang sudah mengetahui, rupanya belum sempurna memahami dalil, merancukan antara jilbab dan kerudung, bahkan menyamakan keduanya. Ada juga yang sulit membedakan antara trend fashion dan penutup aurat. Akhirnya, terjebak dalam memamerkan penutup aurat, padahal fungsi dari menutup aurat adalah melindungi keindahan sampai waktu dan tempat yang tepat.
Dunia fashion Muslim yang semakin berkembang di Indonesia mendorong terciptanya produk hijab yang beragam. Produk bagi para Hijabers yang sangat penting adalah jilbab (hijab) itu sendiri. Saat ini, tentunya hijab yang ditemui oleh para Hijabers sudah semakin beragam dan mengikuti trend hijab 2014 yang semakin modern. Motif dan bentuk dari hijab itu sendiri pun beragam, baik segi empat, segi tiga, pashmina, dan lain-lain. Model yang beragam ini akan menjadi ajang eksplorasi bagi para pecinta fashion Hijab di Indonesia.
Sebagai fashion e-commerce,  telah memiliki lebih dari 10 kategori produk, mulai dari jilbab, mukena, manset, dress, atasan, bawahan, accessories, dan lain-lain. New arrival untuk berbagai kategori di update setiap minggunya untuk menyesuaikan dengan selera pasar.
Ada juga yang sulit membedakan antara yang mana trend fashion dan yang menutup aurat. Akhirnya, terjebak pula dalam memamerkan penutup aurat. Padahal esensi dari menutup aurat itu justru melindungi keindahan, sampai waktu dan tempat yang tepat.


                            II.            Perkembangan Hijab di Indonesia

Beberapa dekade lalu, kata ‘hijab’ masih belum dikenal di masyarakat umum Indonesia, maka bagi mereka yang mengenakan kerudung, disebut mengenakan jilbab. Perkembangan hijab ini diketahui termasuk lambat dibanding perkembangan fashion secara umum di Indonesia. Hijab di tahun 1980-an masih sangat terbatas yang mengenakannya, bahkan pernah ada larangan bagi peserta didik untuk berkerudung di sekolah umum. Banyak pihak yang masih memandang sebelah mata pada mereka yang berkerudung karena dianggap kuno dan fanatik.
Perlahan tapi pasti pada masa tahun 90an wanita berkerudung dan berbusana muslimah mendapatkan tempat di dunia fashion Indonesia dengan mulai hadirnya pelaku fashion yang mendesain dan memproduksi baju khusus kaum muslimah yang selain mengikuti syariat agama tapi juga mengikuti mode. Diikuti kemudian lahirnya brand-brand lain sehingga banyak bermunculan produk busana muslimah dengan desain yang modern dan punya nilai estetika yang baik, sehingga mulai digemari dan bisa mendorong kaum muslimah untuk berbusana sesuai dengan identitasnya sebagai seorang muslimah.
Seiring berjalannya waktu, di tahun 2000-an gaya berbusana muslimah lengkap dengan kerudungnya pun akhirnya benar-benar diterima oleh masyarakat luas. Kini lihat saja di mall-mall, banyak muslimah yang percaya diri dan tidak ragu untuk tampil penuh gaya dengan berhijab, pun mereka yang bekerja sebagai professional, baik yang berkarir maupun pelaku bisnis, semua seperti berlomba untuk tampil se-trendi mungkin dengan hijabnya. Sungguh fenomena yang mendamaikan hati.
Hijab fashion di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, terbukti dengan banyak munculnya model dan gaya berhijab yang dihasilkan, mulai dari jilbab, gamis, aksesoris serta yang lainnya, sehingga hijab fashion menjadi sebuah hal yang sudah umum dan banyak digunakan oleh kebanyakan wanita Indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN



I.                   Pengertian Hijab

Hijab (bahasa Arab: حجاب ħijāb) adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti penghalang. Pada beberapa negara berbahasa Arab serta negara-negara Barat, kata "hijab" lebih sering merujuk kepada kerudung yang digunakan oleh wanita muslim ( re: jilbab). Namun dalam keilmuan Islam, hijab lebih tepat merujuk kepada tata cara berpakaian yang pantas sesuai dengan tuntunan agama.
Dalam Al Qur'an pada dua surat Al-Ahzab :59 dan An-Nur :31 disebutkan kewajiban wanita muslim menggunakan hijab:
“ Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab :59)
Penggunaan kata Hijab dalam ayat tersebut tidak mengandung arti "pemisahan diri" ataupun larangan bagi kaum wanita untuk keluar rumah.
Pada Zaman Jahiliyah Hijab adalah sebagai pemisah antara perempuan merdeka dan hamba sahaya. Pada masa tersebut hanya perempuan merdekalah yang auratnya tertutup bahkan mereka menutup wajahnya dengan cadar untuk membedakan antara Perempuan merdeka dan hamba sahaya. Bahkan, jika ada di antara perempuan merdeka yang penutup wajahnya tidak sengaja terbuka maka mereka menutupnya dengan tangan mereka dari pandangan laki - laki yang bukan muhrimnya. Jelaslah sudah bahwa tidak hanya masa sekarang Hijab ada, akan tetapi pada masa jahiliyah pun Hijab sudah berlaku, sebagai cara untuk menjaga kehormatan kaum perempuan.
Hijab secara kiasan berarti tirai atau dinding adalah pertindungan wanita Islam dari pandangan Laki - laki (terutama yang bukan Muhrim). Salah satu prinsip dasar lslam adalah perwujudan suatu sistem yang suci, sehingga Islam senantiasa berusaha mendidik setiap anggota masyarakat, pria maupun wanita, untuk menjadi manusia yang bertaqwa, disiplin, dan menjaga kesucian mereka. Di antara pendidikan yang penting adalah dengan latihan agar manusia berdisiplin atas kecenderungan mereka terhadap jenis yang lain dan agar kecenderungan - kecenderungan ini hanya disalurkan melalui jalan yang halal. untuk tujuan ini Islam membuat satu peraturan yang bernama Hijab. sistem Hijab adalah peraturan - peraturan yang merupakan etaborasi tindakan - tindakan yang boleh / tidak boleh dilakukan dalam sosialisasi antara pria dan wanita. Hijab tak terbatas pada perintah bagi wanita untuk menutup kepala dan wajah saja, melainkan suatu sistem yang menyeluruh yang menjadi panduan - panduan dasar bagi pria dan wanita dalam bermu'amalah untuk membangun Masyarakat.


II.                Trend Fashion Hijab Hingga saat ini

Hijab atau kerudung memang sudah ada dari dulu. Khususnya di Indonesia, dengan mayoritas muslim terbesar di dunia, penggunaannya ini telah mengalami pasang surut. Sejak beberapa tahun ini hijab/ kerudung menjadi salah satu trend muslimah di indonesia. Melalui penggunaan hijab sebagai busana utama dalam berpenampilan secara muslimah. Dan sekarang ini sudah cukup banyak komunitas-komunitas trend hijab/ fashion hijab Indonesia yang mendukung para muslimah untuk tampil trendi dengan tetap syar’i, dan salah satunya fashion hijab yang sudah sangat terkenal seperti fashion hijab elzatta, yang khusus membuat produk busana muslim, yang selama ini berkreasi dan dalam fashion hijab indonesia. Akibat perkembangannya yang begitu pesat, model hijab Indonesia banyak mempengaruhi para hijabers di berbagai belahan dunia. Untuk pemakaian hijab pashmina dan jilbab scarf yang digabungkan sama pakaian sehari-hari, dan yang sesuai sama kondisi, daerah agar tetap syari dan keren atau trendi.


III.             Pro Kontra Trend Fashion Hijab

Hijab ditunjukkan untuk menutupi perhiasan wanitadan melindungi keindahannya, bukan justru menjadi perhiasan baru atau pengganti keindahan. Karenanya, kerudung bukanlah pengganti keindahan rambut hingga dibentuk menyerupai rambut. Bahkan, dengan kerudung yang dibentuk segala rupa untuk mendapatkan perhatian yang lebih daripada sekedar ramnbut. Meski pilihan hijab kini sudah semakin bervariasi, namun fenomena trend hijab yang datang silih berganti bukan tanpa pro dan kontra. Beberapa varian busana Muslim yang seringkali disebut dengan “hijab gaul” tidak jarang mendapat komentar negatif dari para pengkritisi yang mempertanyakan nilai-nilai islami di baliknya. Pandangan masyarakat terhadap “hijab gaul” tercermin melalui munculnya berbagai sindiran baik dalam bentuk video, gambar, maupun tulisan terhadap para pengguna hijab yang dinilai tidak menjunjung substansi nilai-nilai kesederhanaan dari berhijab.
Hadirnya trend hijab syar’i bisa jadi merupakan reaksi terhadap trend-trend hijab yang dianggap tidak sesuai dengan syari’ah Islam. Kehadiran trend ini juga merupakan jawaban terhadap kebutuhan para perempuan berhijab yang menginginkan tampilan tertutup namun tetap modis. Namun alangkah baiknya jika variasi trend yang ada di pasar mode busana Muslim ini lebih dianggap sebagai refleksi kekayaan budaya Muslim yang beraneka ragam, daripada disengketakan dan dijadikan isu untuk mencibir sesama Muslim.
Hijab bagi wanita adalah pakaian syar’i yang menutup auratnya. Bila di rumah, itu adalah pakaian rumah (al-tsaub), dan bila beraktivitas di luar rumah, hijab adalah pakaian rumah (al-tsaub) ditambah jilbab yang dirangkap di atasnya dan dijulurkan kerudung (khimar) sebagai penutup kepala sampai batas dada. Demikian makna hijab secara syar’i. dalam arti yang lebih luas, hijab bukan hanya pakaian semata, tapi bisa dimaknai sebagai “cara Muslimah menampakkan diri” di depan public atau “identitas Muslimah”.
Seorang Muslimah dilarang mendandani diri dengan pakaian ataupun berhias dengan sesuatu yang dapat menarik perhatian lelaki Muslim. Syariat menyebut perilaku tersebut dengan nama “tabarruj” (berhias yang berlebihan).
Tabarruj adalah suatu hal yang dilarang secara pasti dalam Islam. Tabarruj bisa terjadi dengan dandanan wajah, bisa pula menggunakan parfum, atau mengenakan pakaian yang bercorak mentereng, bertingkah genit dan menggoda lelaki dengan ucapan ataupun gaya jalan, atau mengenakan hijab yang tidak sempurna (semisal ketat, transparan, atau menyingkap sebagian aurat yang harusnya tertutup).
Hijab bukanlah pernyataan “aku sudah baik” atau “aku tiada dosa”. Hijab sederhana hanya pernyataan “aku ingin taat”. Muslimah yang mengenakan hijab bukanlah malaikat, dan memang tidak harus menunggu bagaikan malaikat yang tak diberikan kesempatan Allah untuk bermaksiat. Bila berhijab harus menunggu laksana malaikat, tentu tiada satu pun Muslimah yang layak mengenakannya.
Hijab bukanlah sebuah trend fashion yang modenya disesuaikan dengan zaman dan keinginan, yang harus dibuat rumit sehingga menyusahkan untuk memakainya. Hijab bukanlah pelarian bagi fashionista yang tetap ingin disebut Islami.

IV.             Cara Bersikap dalam Pro Kontra

Mengikuti yang benar tentu sebuah hal yang baik. Tapi mengikuti pada yang tersalah jelas sebuah keburukan. Seseorang beralasan meninggalkan kewajiban berhijab karena mengikuti perkataan orang lain tentang diri sendiri. Jangankan di akhirat, di dunia saja orang – orang tidak pernah memperdulikan.
Menjadi baik itu ada prosesnya, ada pembelajarannya. Tidak semua Muslimah melakukan yang salah karena memang bermasalah. Kebanyakan Muslimah melakukan yang salah karena belum diberi tahu mana yang benar. Inilah porsi terbanyak dari Muslimah. Walaupun tentu belajar itu ada masanya. Tidak selamanya salah bisa dilegitimasi dengan alasan belajar.
Menghijab hati itu abstrak. Tidak ada indikasinya sama sekali. Jika alasannya untuk memperbaiki hati dulu baru berhijab perlu disampaikan bahwa berhijab itu adalah salah satu perbaikan hati, sehingga seharusnya tiada alasan untuk menunda berhijab.
Kriteria jilbab yang benar hendaklah menutup seluruh badan, kecuali wajah dan dua telapak, jilbab bukan merupakan perhiasan, tidak tipis, bahan tidak tembus pandang, tidak ketat sehingga menampakkan bentuk tubuh, tidak disemprot parfum, tidak menyerupai pakaian kaum pria atau pakaian wanita-wanita kafir dan bukan merupakan pakaian untuk mencari popularitas diri.
Hijab adalah sebuah usaha Muslimah untuk menjauhi maksiat. Hijab memberikan sebuah pengingat bagi diri untuk senantiasa menjauhi dosa. Bahkan berhijab itu sendiri Muslimah dari dosa berkelanjutan, dan dosa mengumbar aurat.


BAB III
KESIMPULAN


Para hijabers memilih tempat high-class untuk berkumpul, dari situ mereka ingin menunjukkan identitas mereka kepada lingkungan sosial mereka. Mereka mencitrakan diri mereka sebagai kaum wanita kelas atas yang modis nan anggun namun tetap menjaga nilai-nilai Islami. Dalam ranah estetika pun para hijabers dengan sendirinya dianggap sebagai kelompok wanita dengan sense tinggi dan modern di bidang fashion.

Gaya berbusana ala hijabers menuai banyak pro dan kontra. Disatu sisi fenomena hijabers dinilai positif karena mengkampanyekan pakaian tertutup namun masih tetap modis. Dilain sisi banyak pihak yang menilai bahwa fenomena hijabers merupakan upaya meminggirkan aturan baku dalam berhijab itu sendiri. Aturan-aturan tidak boleh ketat, dan  bukan digunakan sebagai perhiasan ditepis oleh para hijabers ini lalu diganti dengan aturan yang mereka buat sendiri. Perempuan cantik, memakai make-up, menggunakan kerudung dengan aneka gaya menjadi citra dari hijabers itu sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

Sistem Pendidikan di Amerika

Sistem Pendidikan Amerika Serikat     Pengantar Sekolah dasar dan menengah adalah wajab bagi seluruh siswa di Amerika Serikat, akan tetap jenjang usia siswa berbeda-beda di setiap Negara bagian. Siswa di Amerika Serikat memulai pendidikanya dari jenjang   Kindergarten   (usia 5 sampai 6 tahun) hingga menyelesaikan pendidikan menegah pada kelas 12 (usia 18 tahun).  Terdapat 14.000 sekolah di Amerika Serikat dan setiap tahunya pemerintah Amerika Serikat mengalokasikan dana pendidikan sebesar $500 triliun untuk digunakan keperluan sekolah dasar dan menengah. Pendidikan dasar Pendidikan dasar di Amerika Serikat berjenjang dari   Kindergarten   hingga   Fithh grade   (Kelas 5), tetapi terkadang juga berjenjang hingga   Fourth grade   (kelas 4),   Sixth grade   (kelas 6) atau   eighth grade   (kelas 8) tergantung sisitem kurikulum pada   school district   tersebut. Kurikulum pembelajaran dipilih oleh   school district   mengacu pada standar pembelajaran di Negara bagian tersebu

Memahami Perkembangan dan Emosi pada Anak

Semua emosi, pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Akar kata emosi adalah movere, kata kerja Bahasa Latin yang berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e-” untuk memberi arti bergerak menjauh, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal yang mutlak dalam emosi. Bahwa emosi memancing tindakan, tampak jelas bila kita mengamati binatang atau anak-anak; hanya pada orang-orang dewasa yang “beradab”, kita sering menemukan perkecualian, walaupun terkadang tidak, emosi-akar dorongan untuk bertindak, terpisah dari reaksi-reaksi yang tampak oleh mata. Pembahasan mengenai emosi, sesungguhnya adalah pembahasan mengenai kerja otak, yang menjadi mesin penggerak tingkah laku individu. Dan karena letaknya di otak itulah, maka emosi sebagai sebuah sistem penggerak hidup kita, cara kerjanya sangat berkaitan erat dengan seluruh sistem yang lain, yang juga mendorong munculnya tingkah laku individu, terutama yang berkaitan dengan kemampuan kognitif, atau kecerdasan, termas