Skip to main content

Psikologi Kognitif

Sejarah Psikologi Kognitif

Perkembangan dari psikologi kognitif erat hubunganya dengan perkembangan tokoh-tokoh yang ada dam membesarkan nama psikologi kognitif sehingga pada saat ini dikenal sebagai salah satu cabang dari ilmu psikologi, dan berikut merupakan perkembangan sejaran dari psikologi kognitif berdasarkan para ahli yang terlibat dan menyumbangkan sebagian hidupnya untuk perkembangan ilmu metode psikologi kognitif.
  1. Aristoteles dan Plato
Sejarah psikologi kognitif berawal dari kolaborasi guru dan murid yaitu Aristotle dan Plato. Pada kala itu Plato dan muridnya Aristotle memperdebatkan mengenai cara manusia dalam memahami dan mengerti pengetahuan, dunia, seerta alam, Plato memiliki pendapata bahwa manusia mendapatkan pengetahuan melalui cara penaklukan secara logis yang kemudian disebut sebagai aliran rasionlisme.
  1. Wilhelm Wundt
pada abad 19 dan 20, Wilhelm Wundt (1832-1920) seorang ahli psikologi dari tanah Jerman memberikan mendapat bagaimana cara mempelajari pengalaman sensori melalui cara instropeksi. Untuk memahami proses perpindahan maklumat atau cara berfikir, maka maklumat tersebut harus dibagi dalam beberapa struktur berfikir yang lingkupnya jauh lebih kecil, aliran strukturisme Wundt menumpukan pada proses berfikir akan tetapi, aliran fungsionalisme memiliki pendapat bahwa sangat penting untuk manusia untuk tahu apa dan mengapa mereka melakukan sesuatu.
3. Edward Lee Thorndike
Pada Tahun 1874 sampai 1949, nama Edward lee Thorndike muncul, yang kemudian muncul sebuah aliran yang dinamai aliran asosiasi, aliran ini adalah aliran yang mulai menggunakan stimulus dan diikuti dengan aliran behaviorisme yang menggabungkan antara stimulus dan respon pada proses belajar. Berdasarkan pendekatan behaviorisme radikal yang dicetuskan oleh ilmuan B.F. Skinner pada tahun 1904 sampai 1990 menyatakan bahwa semua tingkah laku yang dilakukan oleh manusia untuk belajar, perolehan bahasa bahkan penyelesaian masalah dapat dijelakan dengan penguatan antara stimulus dan respon melalui hadiah dan hukuman.
Penjelasan mengenai pendekatan behaviorisme yang kurang dapat menjawab alasan-alasan perilaku manusia yang memiliki perbedaan, seperti misalnya ketika melakukan perencanaan pilihan dan sebagainya. dari hal ini kemudian psikologi kognitif muncul sebagai sebuah oase pengetahuan baru yang kemudian dikemukaan oleh Edward Tolman yang mempercayai bahwa semua tingkah laku yang dilakukan oleh manusia adalah memiliki suatu tujuan, yang membuktikan bahwa tingkah laku melibatkan proses kognisi. Yang akhirnya membawa nama Tolman sebagai Bapak psikologi kognitif modern.

Perkembangan Psikologi Kognitif

Perkembangan dari psikologi kognitif muncul pada era 60-an sebagai buntut dari ketidakpuasan manusia terhadap konsep manusia menurut pandangan behavioralistik dan psikoanalisa. Konsep yang memandang manusia sebagai makhluk yang bereaksi pasif terhadap lingkungan, melainkan sebagai makhluk yang selalu berfikir.  Konsep kognitifisme muncul lantaran pemikiran kaum rasionalisme yang memandanga bahwa manusia adalah mahkluk hidup yang memiliki kuasa berfikir yang lebih baik dari mahkluk hidup lainnya.
Perspektif psikologi kognitif memaparkan bahwa proses belajar adalah sebuah peristiwa yang dialami juga oleh mental, bukan sebuah peristiwa yang merujuk pada tindakan behavioral atau bersifat jasmani, walaupun dalam kenyataanya hal-hal yang bersifat behavioral terlihat lebih nyata dalam kegiatan atau peristiwa belajar misalnya seorang siswa.
Seorang peneliti psikologi Ormrod pada tahun 2007 menyatakan, bahwa Psikologi kognitif merupakan perspektif teoritis yang mengkhususkan penelitianya pada proses-proses mental yang mendasari pembelajaran dan perilaku. Gredler juga menjelaskan bahwa Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Bagi orang-orang yang paham akan konsep ini dapat mengetahui secara gamblang bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respons. Namun jauhlebih erat dari itu, kegiatan belajar juga melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks dari otak dan fikiran seoarang manusia.
Konsep psikologi kognitif khusus mempelajari dan menggali sebagain spesifikasi otak manusia, kognisi yang merupakan suatu aset dalam benak manusia, sebagai pusat pengendali dari beragam aktivitas yang digunakan untuk mengenali lingkungan, melihat beragam masalah, mengenalisa berbagai masalah, mencari informasi baru, dan menari kesimpulan.
Konsep kognitif adalah proses mental yang aktif mencapai, mengingat dan menggunakan pengetahuan, oleh karena itu sebuah perilaku tidak dapat diukur dan dilihat tanpa melihat proses mentalnya, contohnya saja seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan atau sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dinamakan dengan psikolohi kognitif adalah ilmu psikologi yang mempelajari mengenai proses mental yang aktif untuk memperoleh informasi guna terjadinya perubahan tingkah laku.
Dalam psikologi kognitif ada dua konsep dasar dar psikologi kognitif yaitu kognisi dan pendekatan kognitifdamn berikut adalah penjelasan secara lebih mendalam mengenai keduanya.
  1. Kognisi
Dalam istilah kognisi, psikologi kognitif merupakan cabang psikologi yang mempelajari proses-proses mental atau aktifitas dari pikiran seorang manusia, contohnya seperti proses-proses persepsi, ingatan, bahasa, penalaran, dan juga pemecahan suatu masalah. Dan berikut adalah contoh contoh pendekatan psikologi yang berkaitan dengan informasi.
  • Proses Persepsi
Sebagai contoh dapat diambil perumpamaan seorang mahasiswa yang mengikuti suatu mata kuliah dengan motivasi yang rendah, akan tetapi dalam kelas di mata kuliah tersebut, dosen memberikan nilai yang dipukul rata antara mahasiwa yang aktif dan pasif. Kemudian muncul persepsi bahwa dia tidak perlu belajar dengan sungguh-sungguh karena tidak akan berpengaruh pada nilai mata kuliahnya tersebut.
  • Ingatan
Kemampuan seseorang dalam mengingat informasi atau suatu berita dari sekedar membaca dengan menulisnya secara ulang akan lebih baik, karena dengan menulis, seseorang dapat membaca informasi tersebut dua kali lipat, pikiran dan otak manusia akan lebih keras bekerja ketika menulis karena berusaha secara beriringan untuk memahami dan menyimpan informasi yang didapatkan. sedangkan dengan membaca kita hanya mengandalkan separuh ingatan tanpa pemahaman.
  • Bahasa
Sebuah informasi akan lebih mudah dimengerti dan dipahami ketika ketika bahasa yang digunakan sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh orang yang melakukan komunikasi, sehingga informasi tersebut akan lebih maksimal ketika digunakan, dengan hal itu otak dan pikitan manusia dapat mencerna apa yang disampaikan dan bisa menerima makna dari informasi tersebut.
  • Penalaran
Seseorang yang memiliki kemampuan penalaran yang tajam akan mudah mendapatkan informasi terkait dengan masalah tersebut tidak hanya dari satu sisi saja, namun juga diperoleh dari bagian lain, karena suatu masalah biasanya yang hanya memiliki indikasi.
  • Persoalan
Sikap dan perilaku dari seorang manusia dapat mencerminkan masalah yang sedang mereka hadapi. keberdaan dari sikap dan perilaku iniapabila digabungkan dengan informasi yang sudah ada, maka dapat menciptakan suatu solusi.
2. Pendekatan kognisi
Sebagai suatu pendekatan maka psikologi kognitif dapat disebut dan dipandang sebagai cara tertentu dalam mendekati berbagai fenomena yang terjadi dalam dunia psikologi manusia. Konsep pendekatan kognisi ini menekankan pada peran-peran persepsi, pengetahuan, ingatan, sertaproses-proses berpikir bagi perilaku manusia. Dan berikut merupakan penjelelasan mengenai ketiganya.
  • Peran-Peran Persepsi
Orang yang memiliki berpersepsi akan berpikir bahwa kegagalan adalah sebuah kesuksesan yang tertunda, orang tersebut akan senantiasa berusaha bangkit untuk mencoba lagi ketika mengalami kegagalan, walaupun orang tersebut tidak tahu kapan dia akan berhasil. Karena jauh didalam dipikirannya semakin dia mencoba, semakin banyak informasi yang ia dapatkan, maka dia dapat meminimalisir tingkat kesalahan dan menghindari kesalahan yang sudah pernah ia buat. Hal tersebut menjadikannya sebagai pribadi yang sabar dan ulet serta pantang menyerah
  • Pengetahuan
Orang yang memiliki pengetahuan yang luas dan besar dari pengalaman, biasanya orang tersebut lebih mengerti dan dapat mengelola serta mengatur informasi dengan cepat, karena dia tahu bagaimana cara mendapatkan informasi yang cepat, tepat, murah dan efisien.
  • Proses-proses Berpikir
Lajar belakang seperti jenjang pendidikan, lingkungan sekitar serta cara hidup mempengaruhi proses-proses dan pola berpikir kita sebagai manusia yang tumbuh dan berkembang. Orang yang berpendidikan tinggi, hidup di lingkungan berpendidikan dan cara hidup yang modern, biasanya akan mencari suatu informasi dengan cara yang berbasis teknologi yang lebih cepat dan praktis, hal ini diketahui karena mereka telah dibentuk menjadi pribadi yang modern dengan cara berpikir yang cepat.

Kognitif dalam Prespektif Psikologi

Psikologi kognitif disebut sebagai perpaduan antara ilmu psikologi I Gestalt dan psikologi berhavioristik, akan tetapi para ahli mendapati bahwa psikologi kognitif berbeda dengan ilmu psikologi yang disebutkan diatas. Psikologi kognitif dianggap memiliki perbedaan aliran baik dengan psikologi I Gestalt dan psikologi behavioristik. Psikologi kognitif berdiri sendiri yang merupakan cabang ilmu yang didalamnya mempelajari mengenai proses mental, tentang bagaimana seorang manusia berfikir, merasakan, mengingat, dan belajar mengenai bagaimana menjalankan fungsi utama dari otak atau yang biasa disebut dengan istilah berfikir.
Dalam kondisi ini otak merupakan sistem  fisik dalam  bekerja pada batas hukum alam dan kekuatan sebab akibat, otak dapat menampung ingatan secara tak terhingga dan apapun yang masuk dalam sistem memorinya secara simultan. Otak akan membentuk sebuah kategori yang sangat konseptual dari hasil kemampuan membedakan pengindraan dan menghasilkan kemampuan yang tidak terbatas.

Ilmuan psikologi Sudarwan dan Khairil pada tahun 2010 menyatakan pendapatnya, bahwa psikologi kognitif akan berusaha untuk menggambarkan cara kerja pikiran dan membuat dunia lebih baik dari yang seharusnya. Dalam penjelasanya mengenai teori kognitif, dapat disimpulkan bahwa belajar dan pembelajaran mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor lingkungan dalam berintekrasi yang kelak akan berjalan terus menerus tanpa berhenti selama dan sepanjang hayat.
Kemudian ada sekelompok terpelajar yang menamakan diri Solso, dkk. Pada tahun 2008 kelompok ini  menyatakan, bahwa yang dinamakan psikologi kognitif adalah ilmu yang menyelidiki cara berpikir manusia. Psikologi kognitif secara khusus menjelaskan mengenai persepsi terhadap informasi dan bagaimana membahas pemahaman terhadap informasi tersebut, membahas alur pikiran dan membahas formulasi dan produksi jawaban Anda. Sebagaimana perkembanganya kemudian psikologi kognitif dapat pula dipandang  dan disebut sebagai bahan ajar terhadap proses-proses yang melandasi dinamika mental walaupun secara nyata psikologi kognitif mempelajari secara keseluruhan segala hal yang seseorang lakukan.
Peran Psikologi Kognitif
Ada beberapa faktor pendorong lahir dan berkembangnya informasi dari dunia psikologi, satu diantaranya adalah peranan dari psikologi kognitif, dalam dunia psikologi pada khususnya dan dalam kehidupan sehari hari pada umumnya mempelajari psikologi kognitif memiliki urgensi untuk dipelajari, dengan mempertimbangkan hal-hal tertentu, misalnya saja adalah:
  1. Psikologi kognitif berperan penting karena kognisi merupakan proses mental atau pikiran yang memiliki peran penting dan mendasar untuk studi studi psikologi manusia.
  2. Psikologi kognitif memiliki pandangan yang berpengaruh besar dan berperan penting bagi bidang-bidang ilmu psikologi lainnya, misalnya saja psikologi kognitif umum digunakan dalam psikologi konseling, psikologi konsumen dan lain-lain.
  3. pikologi kognitif juga berperan penting karena melalui konsep-konsep kognisi, seseorang bisa mengelola informasi secara efisien dan terorganisir dengan baik. Hal ini dirasa sangat krusial mengingat pada masa sekarang ini sistem informasi sangat canggih dan perkembangannya meluas serta susah untuk dikendalikan.

Lingkup Studi Psikologi Kognitif

Psikologi kognitif memiliki kawasan lingkup studi atau pembahasan pembelajaran yang sangat luas, dimulai dari proses kognitif paling sederhana hingga proses kognitif yang sangat kompleks. Lingkup studi kognitif meliputi beberapa hal seperti persepsi, pencatatan sensori, pengenalan pola, dan perhatin, ingatan dan pembentukan konsep, bahasa, perkembangan kognitif, penalaran, pemecahan masalah dan kreativitas, pembuatan keputusanintelegensi manusia, dan intelegensi buatan, hubungan antara emosi atau suasana hati (mood) dengan proses kognitif manusia. Konsep tersebut dicetuskan oleh ilmuan MS. Suharnan pada tahun 2005. Berikut merupakan pembahasan mengenai tiga belas lingkup setudi dalam psikologi kognitif.
  1. Persepsi
  2. pengambilan pola
  3. Perhatian
  4. Ingatan
  5. Imajeri
  6. Bahasa
  7. Penalaran
  8. Pembuatan keputusan
  9. Pemecahan masalah
  10. Pembentukan konsep
  11. Perkembangan kognitif
  12. Inteligensi manusia
  13. Emosi dan proses kognitif

Comments

Popular posts from this blog

Sistem Pendidikan di Amerika

Sistem Pendidikan Amerika Serikat     Pengantar Sekolah dasar dan menengah adalah wajab bagi seluruh siswa di Amerika Serikat, akan tetap jenjang usia siswa berbeda-beda di setiap Negara bagian. Siswa di Amerika Serikat memulai pendidikanya dari jenjang   Kindergarten   (usia 5 sampai 6 tahun) hingga menyelesaikan pendidikan menegah pada kelas 12 (usia 18 tahun).  Terdapat 14.000 sekolah di Amerika Serikat dan setiap tahunya pemerintah Amerika Serikat mengalokasikan dana pendidikan sebesar $500 triliun untuk digunakan keperluan sekolah dasar dan menengah. Pendidikan dasar Pendidikan dasar di Amerika Serikat berjenjang dari   Kindergarten   hingga   Fithh grade   (Kelas 5), tetapi terkadang juga berjenjang hingga   Fourth grade   (kelas 4),   Sixth grade   (kelas 6) atau   eighth grade   (kelas 8) tergantung sisitem kurikulum pada   school district   tersebut. Kurikulum pembelajaran dipilih oleh   school district   mengacu pada standar pembelajaran di Negara bagian tersebu

Memahami Perkembangan dan Emosi pada Anak

Semua emosi, pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Akar kata emosi adalah movere, kata kerja Bahasa Latin yang berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e-” untuk memberi arti bergerak menjauh, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal yang mutlak dalam emosi. Bahwa emosi memancing tindakan, tampak jelas bila kita mengamati binatang atau anak-anak; hanya pada orang-orang dewasa yang “beradab”, kita sering menemukan perkecualian, walaupun terkadang tidak, emosi-akar dorongan untuk bertindak, terpisah dari reaksi-reaksi yang tampak oleh mata. Pembahasan mengenai emosi, sesungguhnya adalah pembahasan mengenai kerja otak, yang menjadi mesin penggerak tingkah laku individu. Dan karena letaknya di otak itulah, maka emosi sebagai sebuah sistem penggerak hidup kita, cara kerjanya sangat berkaitan erat dengan seluruh sistem yang lain, yang juga mendorong munculnya tingkah laku individu, terutama yang berkaitan dengan kemampuan kognitif, atau kecerdasan, termas